Wednesday, 30 August 2017

Menguak Jejak Hitler di Indonesia

Posted by Unknown on Wednesday, 30 August 2017

Menguak Jejak Hitler di Indonesia



PEMIMPIN Nazi Adolf Hitler meninggal setelah Jerman kalah dalam Perang Dunia (PD) II. Pemimpin yang dikenal diktator itu meninggal pada tahun 1945 di Berlin, Jerman dengan cara menembak dirinya sendiri. 

Namun, meninggalnya Hitler menyisakan keganjilan. Jasadnya tidak ditemukan. Hal ini sesuai dengan surat wasiat Hitler yang menyatakan tidak ingin jenazahnya jatuh ke tangan musuh dan dipermalukan.
Hingga kini Jenazah Hitler tidak pernah ditemukan dan tidak pernah diumumkan kepada publik. Namun beberapa tahun belakangan ini beredar kabar, Hitler tidak bunuh diri. 

Pemimpin Nazi ini berhasil meloloskan diri dari bunkernya di Berlin yang terkepung tentara Merah. Hitler dikabarkan menghabiskan sisa waktunya di beberapa tempat yang masih belum diketahui kebenarannya.

Bahkan, Hitler dikabarkan menghabiskan sisa hidupnya di Indonesia. Beberapa indikasinya melalui kisah yang diceritakan seorang dokter asal Bandung, Sosrohusodo mengenai seorang ketua rumah sakit di daerah Pulau Sumbawa Besar pada tahun 1960 bernama dr Poch asal Jerman.

Berdasarkan hasil pertemuan dan perbincangannya langsung dengan Poch, Sosrohusodo yakin dr Poch adalah pemimpin Nazi, Adolf Hitler. Keyakinannya ini didasari ciri-ciri fisik dr Poch yang misterius. Selain itu, Poch juga tidak memiliki ijazah atau lisensi seorang dokter.
Bahkan, Hitler dikabarkan menghabiskan sisa hidupnya di Indonesia. Beberapa indikasinya melalui kisah yang diceritakan seorang dokter asal Bandung, Sosrohusodo mengenai seorang ketua rumah sakit di daerah Pulau Sumbawa Besar pada tahun 1960 bernama dr Poch asal Jerman.

Berdasarkan hasil pertemuan dan perbincangannya langsung dengan Poch, Sosrohusodo yakin dr Poch adalah pemimpin Nazi, Adolf Hitler. Keyakinannya ini didasari ciri-ciri fisik dr Poch yang misterius. Selain itu, Poch juga tidak memiliki ijazah atau lisensi seorang dokter.

Berdasarkan ciri fisik, dr Poch memiliki kecacatan. Kaki kirinya jika berjalan harus diseret dan tangan kanannya selalu bergetar. Ciri-ciri ini sesuai dengan kondisi fisik Hitler sebelum meninggal.

Ciri-ciri fisik ini dituturkan mantan pembantu Hitler, Heinz Linge, dalam artikel berjudul Cerita Nyata Hari Terakhir Seorang Diktator yang diterbitkan di sebuah majalah Zaman tahun 1980.

Keyakinan Sosrohusodo ini juga didasari atas biografi Hitler yang pernah dibacanya. Sosrohusodo semakin yakin ketika berbincang soal Pemerintahan Hitler dengan dr Poch. 

Pada kesempatan itu, Poch dengan tegas memuji Pemerintahan Hitler. Bahkan Poch membantah adanya pembantaian terhadap orang Yahudi dan Kamp Auschwitz oleh tentara Nazi. Menurut Poch, itu sekadar cerita yang dibesar-besarkan untuk merusak reputasi Jerman.
Menguak Jejak Hitler di Indonesia

makam diktator Jerman Adolf Hitler ada di kompleks pemakaman Islam Ngagel Rejo, Surabaya, Jawa Timur. Makam seukuran 2 x 1 meter tersebut kondisinya sudah rapi dan bersih. Dengan dilapisi batu granit hitam, makam tersebut dikelilingi pagar besi. Sayangnya, pagar tersebut saat ini sudah mulai berkarat.

Menurut Kepala Cabang Makam Umum Islam Ngagel Rejo Surabaya, Edi Suherman, ia tidak bisa memastikan dokter Poch ini adalah Hitler. Berdasarkan data dari buku registrasi atau buku keterangan kematian, dokter Poch meninggal pada 1970 di Rumah Sakit Dr Sutomo, Surabaya.
"Dia meninggal pada usia 74 tahun karena penyakit tua. 

                                                                                                            Mochtadin si beted

Previous
« Prev Post

No comments:

Post a Comment