Thursday 6 July 2017

Mengenal Bahasa Jerman

Posted by Unknown on Thursday 6 July 2017

Mengenal  Bahasa Jerman
   Mengenal  Bahasa Jerman                                             Image result for Mengenal  Bahasa Jerman
Dalam kontinuum variasi bahasa di Eropa Tengah bagian utara, "bahasa Jerman" adalah semua bahasa yang telah mengalami
pergeseran bunyi Germanik kedua. Dengan demikian, ke dalam lingkup ini masuk berbagai bahasa yang dipakai di Jerman selatan, sehingga bahasa Jerman dikenal pula sebagai bahasa Jerman Hulu.


 Bahasa Jerman adalah anggota bahasa Germanik Barat yang dipakai sebagai bahasa pengantar terutama di kawasan Eropa Tengah. Bahasa ini adalah salah satu bahasa yang luas dipertuturkan di Eropa dan pernah menjadi bahasa pengantar antarbangsa yang penting sampai awal abad ke-20. Meskipun sekarang menurun kepentingannya, bahasa ini masih luas dipelajari karena banyakliteratur klasik dunia yang ditulis menggunakan bahasa ini.
Dalam kontinuum variasi bahasa di Eropa Tengah bagian utara, "bahasa Jerman" adalah semua bahasa yang telah mengalamipergeseran bunyi Germanik kedua. Dengan demikian, ke dalam lingkup ini masuk berbagai bahasa yang dipakai di Jerman selatan, sehingga bahasa Jerman dikenal pula sebagai bahasa Jerman Hulu.

Contoh
Saya membaca.
Ich lese.
Saya membaca sebuah huruf.
Ich lese einen Buchstaben.
Saya membaca sebuah kata.
Ich lese ein Wort.



Saya membaca sebuah kalimat.
Ich lese einen Satz.
Saya membaca selembar surat.
Ich lese einen Brief.

Contoh
Saya membaca.
Ich lese.

Saya membaca sebuah huruf.
Ich lese einen Buchstaben.

Saya membaca sebuah kata.
Ich lese ein Wort.




Saya membaca sebuah kalimat.
Ich lese einen Satz.

Saya membaca selembar surat.
Ich lese einen Brief.


Bahasa Jerman mempunyai 26 fonem yaitu 21 huruf mati dan 5huruf hidup
Di samping itu sistem tata bahasanya sederhana, di mana:
Sistem penulisan
Huruf besar
Huruf kecil
IPA
Huruf besar
Huruf kecil
IPA
A
a
/aː/
N
n
/ɛn/
B
b
/beː/
O
o
/oː/
C
c
/tseː/
P
p
/peː/
D
d
/deː/
Q
q
/kuː/
E
e
/eː/
R
r
/ɛr/
F
f
/ɛf/
S
s
/ɛs/
G
g
/geː/
T
t
/teː/
H
h
/haː/
U
u
/uː/
I
i
/iː/
V
v
/faʊ/
J
j
/jɔt/
W
w
/veː/
K
k
/kaː/
X
x
/ɪks/
L
l
/ɛl/
Y
y
/'ʏpsilɔn/
M
m
/ɛm/
Z
z
/tsɛt/
Diakritik
Variasi
Bahasa Jerman bukanlah bahasa yang tunggal, melainkan bahasa dengan banyak variasi: mulai dari dialek tempatan (lokal, berdasarkan geografi penuturnya), dialek temporal (dikenal paling tidak tiga versi dialek temporal), hingga dialek sosial (berdasarkan kelompok sosial penuturnya). Bahasa Jerman Baku atau Standar, disebut Hochdeutsch ("Jerman Tinggi") atau Standarddeutsch, adalah bahasa yang diajarkan
Dalam kajian/linguistik bahasa Jerman, istilah "dialek" dipakai untuk menyebut variasi tempatan secara tradisional. Bagi mereka yang hanya terbiasa dengan bahasa Jerman Baku, beberapa dialek itu dapat dianggap bahasa tersendiri karena mereka tidak mampu lagi memahami. Variasi penuturan atau kosa kata dalam bahasa Jerman (Baku) yang bersifat tempatan disebut sebagai "varian" atau "variasi". Dialek bahasa Jerman Hulu sendiri beberapa di antaranya telah punah.
Dialek-dialek yang masih hidup sampai sekarang adalah
Brandenburgisch, NiederrheinischWestfälischOstfälischNordniedersächsisch,Mecklenburgisch-VorpommerschLausitzisch-SüdmärkischOstpommerschMittelpommerschNiederpreußisch,MoselfränkischRheinfränkischNordhessischMittelhessischOsthessischThüringischObersächsischNordobersächsisch,SchlesischHochpreußischSchwäbischNiederalemannischMittelalemannischHochalemannischHöchstalemannisch,NordbairischMittelbairischSüdbairisch dan RipuarischBahasa Yiddish dianggap sebagai bahasa tersendiri, terpisah dari bahasa Jerman.

Penyebaran penutur
Di Eropa Timur, bahasa ini merupakan bahasa asing kedua yang sangat luas dikenal. Beberapa daerah di Eropa Timur, zaman dahulu kala banyak dihuni oleh orang Jerman perantauan. Setelah Perang Dunia II sekitar 12-15 juta jiwa orang Jerman diusir dari Eropa Timur.
Di Perancis, bahasa ini dipertuturkan oleh sekitar dua juta jiwa penduduk negara ini, khususnya di daerah Alsace-Lorraine, tetapi tidak memiliki status bahasa resmi.
Di Amerika Serikat bahasa Jerman dialek Pfalz dipakai oleh orang-orang Amish. Di Patagonia (selatan Argentina) terdapat pula komunitas berbahasa Jerman. Namibia, sebagai satu-satunya bekas koloni Jerman di Afrika, juga menjadi tempat sisa-sisa komunitas berbahasa Jerman di Afrika.
Penulisan
Bahasa Jerman ditulis menggunakan aksara Latin. Sebagai tambahan dari ke-26 huruf yang ada terdapat tiga simbol untukvokal dengan umlautäö dan ü, ditambah Eszett atau "s tajam": ß. Eszett tidak dipakai di Swiss dan digantikan dengan s rangkap, "ss". Apabila alat penulisan tidak memiliki simbol-simbol tambahan tersebut, ä, ö, dan ü masing-masing dapat digantikan dengan "ae", "oe", dan "ue", serta ß digantikan dengan "ss" (sebagaimana digunakan di Swiss). Dalam kamus-kamus masa kini entri dengan umlaut diperlakukan sama dengan huruf induknya sedangkan dalam kamus lama biasanya ia diperlakukan seperti huruf induk yang diikuti dengan "e". Eszett menurut aturan pengejaan yang baru (diperkenalkan sejak 1996 dan berlaku efektif 2006, namun ditolak oleh beberapa surat kabar dan penerbit tertentu) hanya dipakai setelah vokal panjang dan diftong. Pada pengejaan sebelumnya, eszett lebih sering ditemukan dan tidak ada aturan jelas mengenai penggunaannya. Bentuk kapital bagi eszett telah diperkenalkan dan dipakai pada penulisan yang menggunakan huruf kapital sepenuhnya.
Di masa lalu, bahasa Jerman menggunakan versi khas huruf Latin yang dikenal sebagai tipe huruf fraktur tebal (bold) atau tipe huruf Schwabacher dan disertai dengan bentuk sambung yang bersesuaian (seperti Kurrent dan Sütterlin). Bentuk-bentuk ini jauh berbeda dengan bentuk Latin yang dikenal luas pada masa kini (seperti serif atau sans-serif) dan amat menyulitkan bagi orang yang tidak terlatih. Kaum Nazi bahkan menyarankan penggunaan tipe huruf fraktur dan schwabacher tetapi kemudian melarangnya pada tahun 1941 karena dianggap berbau Yahudi.
                                                                                                             Mochtadin si beted

Previous
« Prev Post

No comments:

Post a Comment