Dari Inggris
Mendirikan AS
Dari
Inggris Mendirikan AS
Setelah
menaklukkan kerajaan Inggris, pihak Konspirasi Yahudi Internasional kini
mengarahkan wajahnya ke sebuah benua baru yang masih menjadi koloni Inggris di
seberang Samudera Atlantik: Amerika. Jauh-jauh hari sebenarnya mereka telah
mempersiapkan hal ini lewat salah seorang agennya bernama Christopher Colombus.
Orang ini merupakan anggota Knights of Christ, pelayan Templar yang mukim di
Italia, Portugis, dan Spanyol. Semasa remajanya, Colombus malah menjadi orang
kepercayaan Rene de Anjou, Grand Master Persaudaraan di Italia.
Amerika
Serikat memang dipersiapkan jauh-jauh hari sebagai The Second Promise Land,
selain Yerusalem, bagi bangsa Yahudi. Nama lain kota New York saja adalah The
New Jerusalem. Pada 4 Juli 1776, tokoh-tokoh Mason Amerika menandatangani
Declaration of Independence. Berdirilah satu negara Masonik yang dipersiapkan
sebagai The Headquarter, markas besar, gerakan Ordo Kabbalah dalam menaklukkan
dunia kelak, menuju tatanan dunia baru yang sepenuhnya sekular. Suatu cita-cita
Masonik yang ditorehkan pada lambang negara AS: Novus Ordo Seclorum.
Saat itu Inggris dan Perancis merupakan dua negara kerajaan yang paling berpengaruh. Setelah Inggris berhasil dikuasai dan para tokoh Mason Amerika berhasil memproklamirkan kemerdekaan negara itu, maka Konspirasi Yahudi Internasional berusaha untuk menaklukkan Perancis. Baron Rothschild merupakan salah satu tokoh sentral dalam Konspirasi Yahudi Internasional untuk menaklukkan Perancis. Tahun 1773, Baron Rothschild dan 12 tokoh Yahudi lainnya berkumpul di kediamannya di Bavaria. Mereka membahas berbagai perkembangan Eropa terakhir, termasuk mengevaluasi hasil-hasil upaya Konspirasi di Inggris. Dalam pertemuan inilah, nama Adam Weishaupt disebut oleh Rothschild sebagai seseorang yang bisa dipercaya untuk menjalankan tugas dari Konspirasi.
Kongres
Zionis Internasional I di Basel-Swiss tahun 1897 disahkan dengan nama
Protocolat Zionis. Baron Mayer atau Rothschild I juga mengatakan jika
Konspirasi dianggap terlalu lamban dalam melakukan program Walau demikian,
hal-hal kecil ini dianggap tidak boleh dibiarkan. Beberapa kelompok berpengaruh
di Inggris ada yang masih mampu bertahan menghadapi Konspirasi. Rothschild
segera memerintahkan agar pelaksanaan program dipercepat dan menyingkirkan
oposisi secepatnya dengan segala cara yang bisa diambil.
dibandingkan
dengan apa yang akan mereka perbuat atas Perancis. Skema besar untuk meletupkan
Revolusi Perancis pun dibahas dengan serius agenda yang telah dirancang
dipermatang dan upaya penggalangan dana pun dimulai dari ‘markas’ Rothschild
tersebut. situasi yang tengah dihadapi Perancis saat itu memang menggambarkan
dengan baik apa yang sebenarnya tengah terjadi di Eropa: perekonomian tengah
lesu, utang menumpuk, pengangguran di mana-mana, lapangan pekerjaan nyaris
tidak bergerak, sektor industri macet, dan bencana kelaparan di ambang pintu.
Massa
rakyat telah menjadi semacam tumpukan jerami kering yang hanya dengan percikan
api sedikit saja akan bisa terbakar dan meluas dengan sangat cepat, lewat
corong media yang dikuasainya, Konspirasi meniupkan aneka slogan yang
muluk-muluk dan melemparkan semua kesalahan kepada penguasa dan orang-orang
kaya, sehingga rakyat Perancis kian membenci mereka. Kehancuran dan kerusuhan
tinggal menunggu hitungan hari. Salah satu rumus baku dalam gerakan massa
adalah: menjelek-jelekkan masa sekarang, di saat bersamaan mengingatkan massa
rakyat akan kegemilangan masa lampau dan meyakinkan massa rakyat bahwa masa
depan akan bisa menjadi lebih gemilang, mengulangi masa-masa keemasan di zaman
silam, jika massa rakyat mau dan siap bergerak menumbangkan status-quo. Ini
berlaku di mana saja. Untuk menyatukan langkah gerakan massa, Konspirasi
menciptakan tiga slogan gerakan: Liberté, Egalité, dan Fraternité (Kemerdekaan,
Persamaan, dan Persaudaraan).
Sebuah slogan yang mampu membius massa rakyat Perancis sehingga rela
mengorbankan apa saja demi memenuhinya. Slogan ini secara terus-menerus
diperdengarkan ke telinga rakyat Perancis sehingga setiap orang Perancis saat
itu sangat hapal dengan tiga istilah di atas, bahkan kemudian dunia juga hafal.
Walau terdengar sangat indah, namun tiga istilah di atas bagi Konspirasi Yahudi
Internasional memiliki arti yang sama sekali beda. Bagi kelompok ini, Liberté
sesungguhnya berarti Kemerdekaan bagi mereka, kebebasan bagi mereka, bagi para
pemilik modal, untuk berbuat apa saja terhadap Perancis.
sesungguhnya
Persamaan, bagi Konspirasi diartikan sebagai persamaan di kalangan mereka untuk
bisa bersama-sama, gotong royong, di dalam usahanya menguasai perekonomian
Perancis. Sedangkan Fraternité memiliki arti sebagai Persaudaraan antara
kelompok mereka sendiri, di mana di dalam setiap usahanya, mereka harus saling
tolong-menolong, bantu-membantu, agar kepentingan kelompok mereka bisa dicapai.
Inilah hakikat tiga slogan Revolusi Perancis. Jadi Persaudaraan hanya terbatas
pada kelompoknya saja.
Pada
14 Juli 1789, massa rakyat berbondong-bondong menuju penjara Bastille,
perancis. Penjara yang bagaikan benteng itu dibakar. Para narapidana melarikan
diri dan menimbulkan kerusuhan dan perampokan di mana-mana. King Louis XVI dan
Marie Antoinette ditangkap dan dijebloskan ke dalam penjara. Tidak lama
kemudian keduanya dihukum mati, dipancung di atas Guilotin.
Mirabeau |
Setelah
dianggap menyelesaikan tugasnya, kedua orang ini, Roberspierre dan Danton pun
dibunuh dengan keji. Pemerintahan teror mencapai puncaknya antara tanggal 27
April hingga 27 Juli 1794. Roberspierre Rothschild, Satu hari sebelum
Roberspierre diseret ke tempat hukuman mati, di depan Majelis Nasional,
Roberspierre sempat menyampaikan orasi yang menyerang Konspirasi dan membuka
tirai mereka dengan mengatakan ada sebuah organisasi rahasia yang bekerja dan
menjadi dalang Revolusi Perancis
Akan tetapi, Mereka menetapkan jika Roberspierre harus mati. Maka dalam waktu dekat, Roberspierre pun diseret ke tempat hukuman mati dengan tuduhan yang dibuat-buat.
Akan tetapi, Mereka menetapkan jika Roberspierre harus mati. Maka dalam waktu dekat, Roberspierre pun diseret ke tempat hukuman mati dengan tuduhan yang dibuat-buat.
sebuah
wilayah yang kini berada di Belgia, antara pasukan Napoleon Bonaparte melawan
Rothschild, pasukan Eropa yang dipimpin Panglima Perang Kerajaan Inggris,
Wellington. Hasil dari pertempuran besar ini akan sangat berpengaruh pada Eropa
Jika Napoleon keluar sebagai pemenang, maka Perancis akan menjadi tuan atas
seluruh daratan Eropa. Namun jika Napoleon bisa dikalahkan, maka Inggris akan
menjadi penguasa keuangan Eropa yang takkan tergoyahkan. Ketika dua kekuatan
saling berhadapan di medan perang, pasar bursa saham di London benar-benar
seperti orang yang sedang demam, panas dingin dengan keringat yang terus
keluar, menantikan hasil akhirnya.
Dengan
cepat dan seksama Rothschild membaca seluruh isi laporan tersebut dan langsung
bergegas ke pasar bursa London Ia terus menjual dan menjual. Nilai
kertas-kertas berharga ambruk tidak tertolong. Pialang-pialang lain mulai gelisah
melihat sikap Rothschild yang begitu berani melepas semua saham-sahamnya tanpa
ampun bagai membuang kertas-kertas yang tidak ada harganya sama sekali. Pasar
bursa London berdengung bagai suara lebah, “Kepanikan meletus di lantai bursa.
Semua pialang mengikuti ulah Rothschild, menumpahkan kertas-kertas berharganya
ke pasar tanpa peduli menjadi berapa pun harganya. Tak hanya uang, logam mulia
seperti emas dan perak pun dilepas dengan harga obral besar. Hanya satu harapan
mereka: berupaya sekuat tenaga mempertahankan kekayaan yang masih tersisa di
tangannya.
Dalamhitungan menit, semua saham, kertas berharga, emas, perak, dan sebagainya kini
telah jatuh ke tangan satu orang: Rothschild. Dia menjadi penguasa tunggal
dengan modal yang tidak seberapa. Beberapa hari kemudian berita yang
sesungguhnya tentang Palagan Waterloo tiba di London. Wellington menang!
Wellington menang! Harga saham, kertas berharga, dan sebagainya yang tadinya
begitu murah, dengan cepat melesat meninggi. Kekayaan Rothschild dalam waktu
hanya semalam menjadi berlipat-lipat jumlahnya. Rothschild, sang penguasa
Inggris dan Eropa yang sesungguhnya. Perekonomian Inggris jatuh ke bawah sepatu
Nathan Rothschild pada tahun 1815. Tiga tahun kemudian Perancis menyusul
Inggris dan jatuh ke bawah sepatu yang sama. Frederich Morton.
Mochtadin si beted
No comments:
Post a Comment